Dies Natalis 77 HMI: Sebuah Refleksi Perjuangan yang Sebenarnya

0


Hari Senin, 05 Februari 2024, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah berumur 77 Tahun. Jikalau diibaratkan dengan umur manusia, maka HMI hari ini telah menginjak umur yang sudah menua.

Dalam usia yang kita anggap sudah menua, akan menjadikan umur seseorang menjadi rentan terkena penyakit, karena dengan umur tua tersebut virus lebih gampang masuk ke setiap tubuh seseorang.

Dibalik kematangan umur sesorang akan banyak rintangan yang harus di lalui di berbagai aspek, namun secara tidak langsung dengan kematangan tersebut akan semakin berkembang daya tangkap dan pola berpikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin baik.

Sama halnya dengan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan umur 77 tahun ini, mengalami hiruk-pikuk yang sangat luar biasa akan rentan kehilangan orientasi dan tujuan awal berdirinya untuk "Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta menegagkan dan mengembangkan ajaran Agama Islam"

Secara Filosofis tujuan HMI seperti yang di jelaskan dibuku Bintang Arsy yaitu Tajalli yang artinya perwujudan yang muncul wujud refleksi "I" "M" "H" sebagai target HMI itu sendiri.

Target yang dasar (basic goal) dalam HMI yang di simbolkan dengan huru "I" yang berarti (Insan kamil), yang komerujuk kepada seorang individu yang mencapai kesempurnaan atau keselamatan dalam aspek spiritual, moral, dan intelektual agar dapat menunjukkan sebagai manusia yang sejati.

Tujuan yang kedua (intermediate goal) adalah sosial atau Masyarakat adil makmur yang disimbolkan dengan huruf "M". Visi untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Ini melibatkan upaya untuk mencapai keadilan sosial, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku.

Dan tujuan tertinggi (ultimate goal) adalah yang diridhoi Allah yang disimbolka. dengan huru "H". Melibatkan usaha untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mendukung kesejahteraan umat. Upaya tersebut mencakup keadilan, amal sosial, dan pengembangan diri dengan menjalankan ajaran Islam secara kaffah (utuh). Pencarian ridho Allah tercermin dalam aktivitas-aktivitas yang mendukung kebajikan, pendidikan Islam, dan pelayanan masyarakat.

Maka dapat diketahui bahwa dalam struktur independensi dalam perjalanan HMI terletak pada kesediaan dan ketangguhan untuk terus kritis dalam mencari kebenaran yang sejati tanpa mengeluh.

Dalam kondisi saat ini banyak tantangan dan dinamika yang menuntut untuk bisa beradaptasi dan menciptakan peran dan kiprah dengan spirit baru yang relevan serta produktif. Karena ketika kita amati bersama

Kita dihadapkan dengan kondisi yang sangat disorientasi dan terjadi dekadensi yang sangat memperhatinkan. Hal ini ditandai dengan menurunnya intelwktualitas kader yang kemudian melenceng dari perjuangan HMI itu sendiri.

Selain itu tantangan HMI kini semakin berat, karena tantang-tantangan yang harus dilalui seperti ketimpangan demokrasi, HAM, hukum, lingkungan, ekonomo, politik, gender, teknologi, radikalisme dan sebagainya, hingga menuntut kehadiran para kader-kader HMI bergerak dengan cepat untuk menciptakan problem solving dan mengawal kasus-kasus tersebut hingga tuntas, tanpa adanya ketimpangan.

Seorang kader harus mampu dalam menjalankan cita-cita perjuangan dengan konsisten dn masif disetiap waktu tanpa melihat situasi dan kondisi. Selain itu kader HMI harus mampu untuk menyebarkan virus-virus semangat akademis keada khalayak ramai.

Sebagai seorang kader harus sejalan dengan kualitas Insan Cita HMI, yaitu insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil yang diridhoi Allah subhanahu wataala, maka secara tidak langsung seorang kader HMI wajib meningkatkan dan memperbaiki metode perkaderan yang lebih baik, agar melahirkan inovasi baru yang berkualitas.

Persoalan dan kesenjangan yang saya jelaskan di atas, sedang menanti sentuhan-sentuhan para kader HMI. Maka dengan itu, momentum dies natalis yang ke 77 ini adalah momentum yang tepat bagi kader HMI untuk menjadi solusi, dengan mengeluarkan gagasan yang cemerlang untuk menyambut peradaban masa depan yang lebih maju dan kritis.

 

*Oleh: Baitur Rohman, mahasiswa UIN Jakarta.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top