Apakah Politik Itu Kotor?

0

 


Apakah politik kotor itu adalah hal yang benar atau hanya perspektif yang keliru? Dua hal ini wajib diketahui bersama. Sebelum membahas dan mengenal jauh kata politik kotor, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu politik. Politik berasal dari bahasa Yunani Polis, yang berarti kota atau negara kota. Lalu kata itu berkembang menjadi Polites, yang berarti warga negara, sehingga muncullah kata Politeia, yang berarti semua yang berhubungan dengan negara. Ada lagi kata Politika yang berarti pemerintah negara. Lalu timbullah ajaran “Trias Politica” yang dicetuskan oleh seorang filsuf asal Perancis yang hidup pada Era Pencerahan.

Trias Politica adalah adalah salah satu ajaran pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu eksekutif (pelaksana Undang-undang), legislatif (pembuat Undang-undang), dan yudikatif atau kehakiman (pengawas pelaksanaan Undang-undang). Salah satu negara yang menganut ajaran Trias Politica yakni, Indonesia. Indonesi juga sebagai negara demokrasi yang merupakan salah satu negara yang menganut konsep Trias Politica. Lembaga legislatif di Indonesia terdiri dari DPR, DPD, dan MPR. Disambung lagi lembaga eksekutif yang terdiri dari presiden, wakil presiden, kementerian negara, pejabat setingkat menteri, dan lembaga pemerintah nonkementerian. Terakhir lembaga yudikatif yang terdiri dari MA, MK, KY.

Apabila ada seseorang yang menanyakan satu kata untuk politik, mungkin sebagian orang menjawab kekuasaan dan mungkin juga kepentingan. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang memiliki perspektif bahwa politik itu kotor, politik itu sarang korupsi, dan politik itu keji. Orang yang mengatakan bahwa politik itu kotor hanya melihat politik dari sisi negatifnya saja. Memang melihat realita yang ada bahwa di dalam politik negeri ini khusunya terlihat kasus para koruptor yang bertebaran di dunia maya.

Menurut data dari https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/04/08/terlibat-3-kasus-korupsi-bupati-meranti-himpun-dana-untuk-maju-di-pilgub-riau, Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil, telah menjadi tersangka untuk tiga kasus korupsi sekaligus yang terjadi dalam kurun waktu 2022-2023. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa politik itu kotor karena banyaknya kasus-kasus semacam ini. Padahal, masalah kotor atau tidak itu ada di tangan pelaku politik, bukan politiknya. Politik merupakan kegiatan yang luhur dan suci. Politik adalah sebagian dari dasar berdirinya suatu negara. Perlu diingat kembali bahwa politik itu tidak kotor, tapi “orangnya” yang kotor.

Aristoteles seorang filsuf asal Yunani mengatakan bahwa politik merupakan kegiatan yang luhur karena hakikatnya untuk kesejahteraan rakyat. Jika kita merujuk kepada para pemikir dan akademisi politik, tidak ada satupun makna negatif yang tersarang dalam diri meraka. Jika politik itu dianggap kotor, lalu kenapa bisa ada di jurusan perkuliahan  ilmu politik, jurusan politik, atau fakultas politik bahkan hingga diberi gelar? Logikanya seperti itu.

Seorang Dosen Pascasarjana Ilmu Politik UI dan Fisip UMJ, Dr. Mohammad Nasih, M. Si berkata: “Politik adalah medan pertempuran. Dulu pakai pedang dan senapan. Sekarang pakai coblosan.” Dengan kebaikan kita bisa menolok orang, dengan harta kita bisa menolong banyak orang, dan dengan kekuasaan kita bisa menolok semua orang. Apabila orang baik yang berkuasa, kebaikan akan tersebar luas. Sebaliknya apabila orang jahat yang berkuasa, maka siap-siap kerusakan yang nantinya merajalela.

Tidak selayaknya prespektif yang salah tersarang di benak pikiran kita. Negeri ini butuh yang namanya seorang pemimpin dan yang diharapkan dari seorang  pemimpin  adalah memiliki visi besar. Visi yang bisa mengantarkan ke jalan perubahan, maka dari itu di tahun 2024 nanti akan ada pesta demokrasi. Di sanalah tangan-tangan yang diberi hak memilih akan menentukan dibawa ke mana Indonesia.

Oleh: Salsabila, Sekretaris Umum HMI Komisariat Syari’ah Walisongo Semarang Periode 2022-2023.


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top