Investor Asing di Indonesia: Menguntungkan atau Merugikan?

0

 


Pada dasarnya, tidak ada investasi asing di lndonesia. Sebagaimana perkataan Soekarno “Biarkan kekayaan alam kita tetap tersimpan di perut bumi, hingga unsur-unsur Indonesia mampu mengolahnya sendiri.”

Dari pernyataan Soekarno tersebut, perlu kita pahami bahwa investasi asing itu tidak perlu ada, namun justru realita yang terjadi, lndonesia tidak mampu mengolah segala kekayaan alam yang ada di lndonesia. Bahkan, Jokowi juga melarang adanya investor asing masuk ke lndonesia, karena akan mengakibatkan hutang lndonesia yang semakin meningkat.

Itulah yang menjadi salah satu sebab banyaknya komunitas orang China di lndonesia. Karena investasi asing itu akan mengekploitasi SDA yang ada di lndonesia, namun tidak memberikan keuntungan bagi lndonesia sendiri.

Investasi Asing adalah cara cepat untuk bisa mendapatkan kekayaan yang berlipat dengan modal kebijakan politik. Diantaranya yang terjadi di lndonesia adalah  tambang batu bara. Selain itu juga investasi membuat baterai listrik yang ada di daerah Batang.

Sebagaimana yang kita tahu, bahwa bahan baku pembuatan baterai listrik adalah nikel, sedangkan daerah yang memproduksi nikel tertinggi di lndonesia ada di Sulawesi Tengah. Namun, justru investasi untuk membuat batu baterai dilakukan di Batang.

Hal tersebut dilakukan Bahlil, seorang pengusaha Indonesia yang menjabat Menteri Investasi Indonesia sekaligus merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di Kabinet Indonesia, karena ia ingin mencari keuntungan sendiri dengan cara mencari pihak yang dapat diajak kerjasama untuk melaksanakan investasi ini, hingga ia bertemu dengan Wihaji, Bupati Batang pada saat itu. Hal tersebut hanyalah motif pribadi yang dilakukan oleh Bahlil untuk mencari keuntungan.

Hal ini sebenarnya juga disinggung Karl Max dalam mendifinisikan negara sebagai alat kaum kapitalis, karena yang memiliki kreatifitas tinggi adalah kaum kapitalis. Spesialisasi (pembagian kerja sesuai keahlian) membuat kapitalisme sangat produktif, sehingga sangat penting untuk bisa menemukan cara yang efisien dalam mendistribusikan barang dan jasa.

Para aktivis adalah orang-orang yang melakukan mobilitas vertikal untuk keuntungan diri mereka sendiri. Seperti halnya kritik terhadap UU Cipta Kerja yang berhubungan erat dengan konsep mekanisme pasar yang inheren dengan sistem kapitalisme. Semua itu terlihat seperti ilusi, seolah-olah berjama’ah, padahal tidak. Ilusi-ilusi yang dihadirkan hanya menutupi segala penderitaan masyarakat terkhusus kelas pekerja yang tidak akan bisa keluar dari posisi kerentanan jika masih dalam sistem kapitalisme.

Oleh karena itu, kita harus kritis terhadap segala hal yang ada. Kita tidak boleh langsung percaya dan berusaha mencari kekeliruan yang ada di dalamnya. Hal tersebut perlu kita terapkan terhadap para pejabat publik, terlebih juga kepada para elit agama.

Kita harus melakukan falsifikasi terhadap pernyataan dan sikap yang dilakukan oleh para pejabat tinggi. Mayoritas politisi atau elite negara itu sebenarnya tidak serius dalam mengurus negara. Mereka hanya bermain-main  saja. Yang penting mereka mendapatkan keuntungan, meskipun negara mengalami kerugian yang begitu besar. Itulah model-model investasi asing yang ada di lndonesia.

Langkah yang seharusnya dilakukan oleh para penyelenggara negara untuk membangun infrastruktur dan memulihkan perekonomian negara, yaitu negara harus mencerdaskan kehidupan bangsa dengan meningkatkan kualitas SDM di lndonesia. Selain itu, tidak perlu melakukan investasi asing karena SDM yang begitu banyak harus mampu mengolah SDA yang ada di lndonesia.

SDM yang tidak berkualitas juga disebabkan oleh gizi buruk dan lembaga pendidikan yang kurang memadai, sehingga pemerintah harus mengalokasikan dana besar untuk memperbaiki gizi penduduk lndonesia dan mencari kualitas guru atau pendidik yang baik, sehingga mampu menghasilkan SDM yang berkualitas yang akan berdampak pada kemajuan negara lndonesia.


Oleh: Zahrotul Muniroh, Ketua Umum Kohati HMI Komisariat lqbal Korkom Walisongo Cabang Semarang Periode 2022-2023

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top