Alwi Husein Al Habib Mengajak Kader HMI Bangga dengan Organisasi Islamnya

0
Kabid PA HMI Cabang Semarang Alwi Husein Al Habib mengajak supaya kader HMI tidak sungkan dan malu dalam menunjukkan identitas organisasi islamnya baik itu NU, Muhammadiyah, Persis,LDII, dll yang dimilikinya. Kebanggaan tersebut harus ditampakkan, sebab tiga alasan yang memang membanggakan.

Menurutnya, mengutip apa yang disampaikan oleh Prof. Lafran Pane, dimana pun, kapanpun, dan berkiprah dengan organisasi manapun tidak menjadi masalah yang terpenting adalah memegang teguh semangat keislaman dan keindonesiaan.

“Saya ingin menegaskan, melalui perkataan Prof. Lafran Pane, pendiri HMI bahwa kita harus bangga dan menunjukan nilai nilai keislaman dan keindonesiaan kita. Yang NU ber-NU lah dengan baik, yang Muhammadiyah ber-Muhammadiyahlah dengan baik. Jangan sampai menghilangkan ciri (organisasi islam) saat kalian nanti bermasyarakat. Dimana pun, kapanpun, dan berkiprah dengan organisasi manapun tidak menjadi masalah yang terpenting adalah memegang teguh semangat keislaman dan keindonesiaan” ucapnya pada saat screening Training Raya (24/9/2022). 

Menurutnya, ada tiga alasan yang merupakan kebanggaan dan menjadi ciri khas bagi HMI. Yang pertama, HMI bukan underbow organisasi apapun yang artinya semua kalangan dari semua kelompok masyarakat manapun boleh ber-HMI. 

“Patut diingat, HMI bukan milik satu golongan atau kelompok, tapi HMI milik semua umat Islam. Siapapun dari organisasi Islam manapun boleh ber-HMI. Kita mengakomodir kepentingan yang lebih luas yakni kepentingan Islam,” ucapnya.

Di acara Screening Training Raya HMI Cabang Semarang di Sekretariat HMI Cabang Semarang, Alwi menjelaskan sejarah HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam yang memiliki kontribusi besar dalam membangun masyarakat Islam yang moderat dan egaliter. Meski begitu, bukan berarti HMI menghilangkan begitu saja ciri, aliran, dan madzhab asal setiap kader HMI. Justru harapannya HMI dapat berjuang menjadi pemimpin tiap organisasi Islamnya masing masing dan menghilangkan segala bentuk fanatisme kelompok.

Kedua, HMI menjadikan al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman hidup. HMI dengan tagline turut Qur'an dan Hadis menjadikannya sebagai dasar dalam bergerak, mengambil keputusan, berjuang, dan sebagai basis ideologi. 

“turut Qur'an dan Hadis bukan hanya dalam tindakan amal perbuatan namun merambah pada semua sektor kehidupan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari urusan ukhrawi sampai urusan duniawi. Mulai dari bahasan sosial, budaya, pendidikan, sampai kepada politik sekalipun. Jelas! HMI berasaskan Islam yakni memakai alquran dan hadis sebagai pedoman,” tuturnya.

Ketiga, jika mengikuti tujuan HMI yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT (pasal 4 AD HMI), kader HMI akan selamat sampai menuju ridha Allah SWT. Menurutnya, tujuan HMI mengacu kepada al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad.

“Jelas sekali bahwa tujuan HMI diambil dari nilai-nilai yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis. Bukan hanya beramal sesuai dengan ajaran Islam, bahkan sampai bernafaspun Islam. Itu menunjukan semangat mencapai tujuan mulia yang sangat luar biasa. Karena tidak ada pertentangan antara tujuan HMI dengan tujuan Islam atau organisasi Islam manapun, maka mestinya kita bisa mewujudkan tujuan HMI ini dengan kita yang berasal dari latar belakang (organisasi islam) yang berbeda beda,” pungkasnya.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top