Pandemi, LK1 Online, dan Mentoring

0

 

Oleh: Alwi Husein Al Habib, Kabid PA HMI Cabang Semarang.


Kurang lebih dua tahun masyarakat dunia hidup dalam suasana pandemi COVID-19. Banyak sektor terkena dampaknya dari mulai sektor kesehatan, sosial, ekonomi, sampai pendidikan. Pun dengan HMI yang dampaknya adalah pada perkaderan dan reorganisasi. BPL HMI Cabang Semarang telah mengupayakan agar perkaderan tetap berjalan. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan pelaksanaan LK1 secara online/daring.

Setelah masa pandemi, HMI harus bangkit dari keterpurukan dan menyusun langkah-langkah strategis untuk dapat mengembalikan keadaan menjadi “normal”. Meskipun kampus sudah mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka, kebijakan LK1 online masih tetap dipertahankan sebagai opsional. Training online ini merupakan sebuah inovasi dalam proses perkaderan.

Kebijakan lk1 online bukanlah kali pertama dibahas sejak awal mula covid-19. Jauh sebelum itu, pembahasan mengenai lk1 online seringkali menjadi diskusi yang menarik. Pasalnya, ada komisariat yang susah mendapatkan kader apabila harus melaksanakan LK1 secara offline. Padatnya jadwal kuliah dan berharganya materi yang disampaikan dosen membuat sebagian mahasiswa enggan untuk berorganisasi. Padahal, salah satu fungsi organisasi adalah sebagai jembatan menuju kesuksesan di bidang akademik. Oleh karena itu, LK1 online bisa menjadi opsi yang cukup solutif.

Seperti halnya pembelajaran jarak jauh (PJJ), pada pelaksanaan LK1 online pun masih banyak kendala. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi komisariat dan BPL mengingat LK1 Online satu sisi merupakan sebuah keharusan. Kendala-kendala itu diantaranya berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan instruktur, kurikulumnya yang belum tepat, dan keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya dukungan teknologi dan jaringan internet.

Apalagi kalau kita berbicara mengenai target yang harus dicapai saat LK1 yakni membentuk kepribadian muslim yang berkualitas. Pasti akan terjadi pro kontra karena LK1 online tidaklah memberikan dampak yang signifikan pada ahklak seseorang. Berbeda saat offline yang bisa diarahkan untuk mengaji, shalat tahajud, shalat dhuha, tadarus, dan kultum, LK1 online tidak memenuhi penilaian dalam berbagai aspek seperti afektif, kognitif, dan psikomotoriknya.

LK1 online memiliki pertemuan yang terbatas. Paling tiap materi hanya disampaikan selama 1-2 jam. Itu sangat kurang sekali. Mengingat materi yang harus disampaikan banyak dan variatif. Maka untuk menjadikan peserta LK1 Online paham akan materi, nampaknya tidak bisa dilakukan hanya terbatas pada 3 hari pertemuan yang singkat. Maka dari itu, BPL HMI Cabang Semarang menambah waktu pelaksanaan training menjadi 10 hari dengan estimasi 3 hari forum dan 7 hari mentoring. Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar memastikan peserta paham akan materi yang di dapatkan.

Mentoring merupakan bagian dari perkaderan informal. Pada aktivitas ini akan dilakukan pembinaan oleh pendamping sebagai upaya untuk optimalisasi penanaman nilai-nilai tentang HMI dan agar kader pasca LK1 memiliki rasa tanggung jawab terhadap HMI. 

Melihat analisa perkiraan kendala dalam pelaksanaan LK I online, sudah selayaknya mewajibkan mentoring bagi kader yang mengikuti LK I online dengan dibimbing langsung oleh instruktur HMI Cabang Semarang dibantu pengurus komisariat. Selain itu, pelaksanaan mentoring ini menitikberatkan pada upaya penanaman nilai-nilai ke-HMI an melalui pendekatan emosional dengan kader dan penambahan serta penambalan lima materi wajib HMI.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top