Seringkali sabar diartikan sebagai sifat pasrah berserah atas keadaan yang menimpa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sabar memiliki makna tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas patah hati. Bahkan sabar juga diartikan sebagai tabah, misalnya menerima dan menghadapi nasib dengan sabar. Apakah benar demikian arti sabar?
Allah Swt menjelaskan dalam al-Qur'an bahwa kita haruslah sabar seperti sabarnya Nabi Ulul Azmi. Allah berfirman:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْۗ كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍۗ بَلٰغٌۚ فَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ
Maka bersabarlah kamu seperti Ulul Azmi dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.Q.S Al-Ahqaf [46] : 35
Makna ulul azmi disini berasal dari kata 'azm yang artinya keteguhan hati atau tekad yang kuat. Maka, Nabi Ulul Azmi adalah Nabi yang memiliki hati dan tekad yang kuat dalam menghadapi umatnya. Bukan berarti pasrah lalu menyerahkan semuanya kepada Allah Swt. Justru pada ayat itu, Allah mengimbau agar tidak tergesa-gesa dalam meminta Azab cepat turun kepada umatnya yang membangkang.
Senada dengan hal itu, Dr. Mohammad Nasih mengartikan sabar sebagai usaha yang keras. Ibaratnya seperti mendaki gunung yang terjal lagi mendaki yang menjadikan puncak sebagai tujuan. Dalam konteks mendaki, haruslah berjalan terus meski perlahan, bertahan meski menyakitkan. Karena kenikmatan sesungguhnya ada di puncak saat melihat pemandangan diselimuti awan dan kadang terlihat indahnya matahari mengintip dari balik pegunungan.
Mengapa bisa sabar bukan dirartikan sebagai pasrah? Allah Swt menyandingkan kata sabar dengan shalat. Bila shalat secara bahasa adalah berdoa, maka tidak mungkin jika sabar diartikan serupa berdoa. Maka yang tepat, sabar adalah ikhtiar atau usaha dengan sungguh-sungguh. Ibarat seperti pepatah, “doa tanpa usaha adalah bohong dan usaha tanpa doa adalah sombong”. Dalam konteks ini maka shalat adalah doa sedang sabar adalah usahanya. Keduanya harus beriringan dan tidak bisa dilaksanakan kecuali oleh orang yang khusyuk. Allah berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, Q.S Al-Baqarah [2] : 45
Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Niscaya hidup kita akan terarah dan segala masalah akan terselesaikan. Wallahu a'lamu bi al-shawab