Pergerakan Dimulai Sejak Kita Berhimpun

0
Oleh: Alwi Husein Al Habib, Kabid PA HMI Cabang Semarang 

Untuk mencapai satu tujuan diperlukan orang-orang dengan disiplin yang tinggi, mampu memahami ide, dan mampu bekerja secara bersinergi. Sebagaimana sebuah organisasi dibentuk karena banyak orang yang memiliki satu tujuan yang sama yang ingin direalisasikan. Cara untuk merealisasikan tujuan, kecil sekali kemungkinan dilakukan oleh satu orang. Mengutip isi pidato Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1963, ratusan lidi akan tercerai berai, tidak berguna, dan mudah patah jika tidak diikat. Begitupun satu buah lidi tidak akan bisa menyapu sampah di depannya kecuali ia diikat dengan teman-temannya oleh satu tujuan yang sama sehingga pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dicapai.

Dalam matematika, himpunan adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang dapat didefinisikan dengan jelas, atau lebih jelasnya adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Namun di dalam organisasi himpunan memiliki arti berkumpulnya orang-orang yang memiliki satu tujuan. Entah itu dari latar belakang yang berbeda ataupun warna yang berbeda. Berhimpun bisa diartikan pula dengan berjamaah. Kumpul di satu tempat untuk satu tujuan tertentu. Seperti mahasiswa dari berbagai organisasi kumpul di depan gedung DPR untuk menurunkan Soeharto. Saat bersama-sama itulah pergerakan bisa dilakukan dengan lebih kuat dan tepat sasaran.

Mahasiswa memiliki kiprah yang sangat signifikan dalam perkembangan kedaulatan Indonesia. Mahasiswa pernah menggulingkan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Setelah kejadian itu, mahasiswa dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar dalam demokrasi dan salah satu kekuatan politik paling penting dalam pemerintahan Indonesia.
Pergerakan mahasiswa membuat perubahan signifikan pasca proklamasi kemerdekaan. Misalnya demonstrasi Tritura (1966), demonstrasi Malari (1974), dan yang paling terkenal adalah demonstrasi 98 (1998). Demonstrasi Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura terjadi atas dasar kegelisahan mahasiswa terhadap kondisi Indonesia, baik ekonomi maupun politik. Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), juga menuntut pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya yang dianggap meresahkan publik. Selanjutnya tragedi Malari (malapetaka 15 januari) terjadi karena kekhawatiran mahasiswa terhadap sikap pemerintah dalam menyikapi kunjungan Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei. Sebab jepang saat itu menjadi pemeras ekonomi Indonesia yang telah mengambil lebih dari 53% ekspor dan memasok 29% impor Indonesia. Malari merupakan perlawanan terhebat terhadap orde baru.
Aksi monumental yang sukses menggulingkan Presiden Soeharto tahun 1998 dilakukan oleh seluruh mahasiswa dari dari organisasi berbeda di seluruh penjuru Indonesia. Dampak dari aksi 98 terasa sampai sekarang. Kebebasan dalam menyampaikan kritik dan aspirasi adalah salah satu hal yang bisa kita nikmati hari ini.
Melihat betapa besarnya dampak dari perjuangan mahasiswa pada masa lalu, sudah selayaknya kita mengambil pelajaran. Pada dasarnya bergerak tanpa berhimpun (berjamaah) adalah sia-sia. 

Dalam konteks Islam, seringkali kita mudah dipatahkan sebab kita tidak bersatu berjamaah. Kelompok yang tidak suka dengan Islam kemudian membuat hasutan untuk mengadu domba. Karena mereka takut ketika Islam bersatu, artinya Islam berjaya. Maka dari itu segala cara dilakukan agar Islam terpecah belah. 

Perdebatan akar rumput yang seharusnya sudah selesai sejak berabad abad lalu masih seringkali kita lihat. Yang terbaru, Islam ribut soal mengucapkan selamat hari natal. Padahal tiap tahun ada natal dan seharusnya sudah cukup dibahas. Lanjut untuk membahas yang lebih signifikan seperti bagaimana caranya agar Islam kembali ke masa kejayaan. Jika yang diperdebatkan selalu masalah furu'iyah yang mestinya sudah selesai, maka Islam akan selalu stagnan dari tahun ke tahun. 

Itulah pentingnya berhimpun. Mengesampingkan seluruh perbedaan untuk mencapai satu tujuan. Berdiri membawa satu nama yang merepresentasikan seluruh anggota di kelompok atau jamaah itu. Barulah setelah itu kita bisa melakukan yang disebut dengan pergerakan yakni kebangkitan untuk perjuangan dan perbaikan. 
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top